Selasa, 17 April 2012

Apa kabarku hari ini?

Ku lewati "sendiri"..

Ku rasa aku bukanlah diriku yang dulu.
Tiba-tiba terpikir otakku... Katanya kalau punya tahilalat d sekitar mata jalur airmata melintas, itu artinya anda orang yang cengeng.
Saat para tetua mengatakan itu, aku tak percaya. Karena aku punya "tanda" itu, dan aku tidak cengeng. Itu keyakinanku. Setidaknya sampai beberapa detik yang lalu. Karena sekarang aku mengakuinya. AKU CENGENG.

Fakta baru yang ku temui tentang diriku belakangan ini. Entah apa yang membuatku menangis. Hal-hal kecil. Bahkan kadang-kadang (kalau tidak mau jujur : kebanyakan) tanpa sebab.

Aku hanya ingin menangis. Hanya itu.
Saat aku sendiri berjalan dalam keramaian yang asing. Airmataku menetes.
Saat duduk sendiri aku ingin menangis.
Saat membaringkan tubuh letih ini aku ingin menangis.
Saat menyentuh rintik hujan sore hari aku ingin menangis.


Mungkin karena aku telah lelah.
Mungkin karena aku terlalu takut.
Mungkin karena aku telah terluka.
Mungkin karena aku telah mengasihani diriku sendiri.




Selamatkan aku.
Ku mohon.
Aku ingin bahagia.



170412
2047
R.lompoa

Senin, 16 April 2012

untuk adikku yang baik..

Hari ini selasa, 17 april 2012. Pagi yang cerah. Tapi tidak untuk hatiku. Aku merasakannya lagi. Kehadiran seseorang dalam hubungan kami. Dan kali ini ia muncul yang berwujud "RASA BERSALAH". Namanya muzdalifah, ifa. Keberanianku menuliskan nama ini karena aku ingin mulai tegar mengahadapi ketakutanku. Akan ku beranikan diriku menatap masa lalu yang sakit, selama kau ada disisiku.
Bagaimana kabarnya hari ini.?
Dulu, saat kau memutuskan memilihnya. Aku sakit. Tapi kutegarkan badan dan kukuatkan hati menerima dia sebagai pilihanmu. Aku bercerita padanya beberapa hal dan ku tahu dia gadis yang baik. Ku yakinkan diriku untuk menganggapnya saudaraku, adikku yang akan membahagiakanmu. Aku tak akan tega menyakitinya. Ku ikhlaskan tkau memilihnya. Tapi takdir berbicara lain. Kau kembali kesisiku. Dan ku tahu yang tersisa disisinya adalah sesak karena kau meninggalkannya. Aku tahu benar rasanya ditinggalkan. Rasanya dikecewakan.
Bagaimana kabarnya hari ini? Masihkah ia menyayangimu? Masihkah ia merasa terluka karenamu, karenaku, karena kita? Bagaimana caranya ku utarakan semua perasaanku?


" Dek... Bagaimana kabarmu hari ini? Bagaimana hidupmu hari ini? Sudahkan kau temukan seorang lelaki yang mampu membahagiakanmu? Masihkah kau terluka? Bagaimana cara melunasi tiap inci luka dihatimu adikku? Sungguh aku tak berniat menyakitimu dalam kisahku. Tapi Tuhan mempertemukan kita. MAAF... Sungguh aku meminta maaf tuk semua ini. Dulu saat kita bicara kau bilang padaku 'salut ka sama kakak, bisa ki hadapi ini. Kalau saya tidak sanggup ka...' Dek... Ku harap kau mampu menghadapinya. Sungguh ku berharap kebahagian menghampirimu segera. Karena aku merasa berdosa telah menyakitimu. Ku akui kehadiranmu membuatku terluka. Tapi rasa bersalahku tiap mendengar namamu lebih dari itu. Ku mohon berbahagialah.. Karena aku kan merasa lebih tenang saat kau bahagia dalam hidupmu.. MAAF..."

Selasa, 10 April 2012

...----....

Malam ini selasa, 10 april 2012 pukul 22:43.
Aku menangis.

Rasanya sesak. Rasanya sakit. Bukan. Bukan badan ini. Tapi hatiku, pikiranku, jiwaku.

Bu.... Aku membutuhkanmu..
Aku ingin menangis dipelukanmu. Merasakan hangatnya kehadiranmu.

Bu... Aku menangis..
Tapi kuredam sekuat ku mampu. Takut membangunkan tidur lelapmu.

Bu.. Aku menangis..
Bisakah aku bahagia kelak? Dengan seorang lelaki yang kan datang membawaku menjalani hidup dengannya.
Bisakah ia membahagiankanku kelak?

Bu.. Aku takut..
Melihatmu menangis, melihatmu marah, melihatmu tersakiti karena ayahku sendiri...
Bisakah aku bahagia dengan seseorang yang kelak kan ku pilih sebagai teman hidupku, seperti dulu saat ibu dengan yakin menerima ayahku..?
Bisakah ia menjagaku dan hatiku?
Bisakah ia tak seperti ayahku?

Bu.. Aku menangis..
Bahagialah Bu... Ku mohon.. Jalani sisa hidupmu dengan senyum,,
Ku berikan semuanya untukmu..

Ayah... Aku menangis..
Masihkah engkau ayahku yang dulu? Sosok yang kubanggakan. Sosok yang jadi figur calon pendamping yang ku idamkan.

Ayah.. Aku menangis..
Bisakah aku mendapatkan lelaki yang kan mencintaiku tanpa menyakitiku?

Ayah.. Ibu...
Aku ingin bahagia..............