Rabu, 28 April 2010

boring....

hari ini hatiku mati, jiwaku tidur, mataku terpejam, inderaku lumpuh, ragaku sekarat. ada apa?

entahlah apa yang sebenarnya sedang terjadi. semuanya tiba-tiba. kegembiraanku hilang, senyumku memudar, kebahagianku menguap. siapa penyebabnya? entahlah juga.

aku tiba-tiba merasa sakit, merasa tak berani. MERASA TAKUT. aku takut jika akhirnya aku mencintai lagi. apa kisahnya akan sama seperti kisah yang belum (dan tak tau kapan) berakhir. rasanya akan sia-sia jika aku (lagi-lagi) berani mencintai dan kali ini akan berhadapan dengan kenyataan lagi. aku takut jika harus berhadapan dengan jalan cerita, skenario baru. entah karena aku mencintai orang yang salah, atau karena ia tak mencintaiku, atau karena ada yang lain yang lebih mencintainya.

sungguh aku ketakutan. aku takut kesakitan.

Sabtu, 24 April 2010

catatan tentang dia

Aku merindukannya hari ini.

Tepat 7 bulan yang lalu. Ternyata kisah itu sudah lama tapi masih terasa menyesakkan dada. Apa yang sebenarnya telah kulakukan? Aku merasa mencintai,lalu berpikir, lalu kutemukan kalau aku tak mencintai. Yang kutau mencintai adalah sakit saat dia terluka. Tapi aku malah melukainya dan bukan sakit yang terasa tapi bersalah. Kadang menyesal memberi kesempatan untukku tuk mencintainya secara jujur dengan menerima status pacar yang dia sodoran. Saat itu aku merasa perlu memberi kesempatan untuk diriku sendiri tuk melepaskan perasaan yang tertahan. Sayang saat goncangan itu datang aku menyerah dan melukainya. Tepat 7 bulan lalu diakhir agustus aku memenangkan keberanianku. Kuterima cinta yang ia tawarkan sejak dulu. Aku bahagia. sangat bahagia. Aku mendengarnya tertawa, bercerita tentang mimpinya, mendengarnya bercerita tentang harinya. Senang ada dalam hidupnya.

Itu tepat 7 bulan yang lalu.dan sekarang aku merindukannya.

1 minggu. 1 minggu akan sangat sulit tuk kuhilangkan dari ingatanku. 1 minggu dalam hidupku. 1 minggu aku hidup dalam hidupnya. 1 minggu dia hadir dihidupku. Dan kurasa sejak itu dia kekal dalam hidupku. 1 minggu yang akan sangat sulit tuk kuhilangkan dari ingatanku. Karena 1 minggu itu aku pacarnya. 1 minggu itu aku dapatkan keberanianku. Dan setelahnya aku menyerah. Keberanianku menguap. Aku goyah. Lalu ku tundukkan hatiku dihadapan orangtuaku. Kututup mata, telinga dan kubisukan bibirku dari dia. Hanya mampu menghiburnya tuk lari dari luka yang kubuat untuknya. Kuobati semampuku dengan cara apapun. Bahkan menghilang dari lapangan penglihatannya. Saat itu aku mendengarnya menangisi kekurangannya. Tapi bagiku dia sedang menangisi kelemahanku.

Saat itu dia rapuh. Menangisi kebodohannya. Mengutuk ketidakmampuannya. Menyesali takdirnya.

Saat itu aku bersalah. Mengobati lukanya. Meratapi kelemahanku. Mengkhawatirkannya.

Saat itu banyak yang bilang aku bodoh.

Dan tepat 7 bulan setelahnya. Aku malah sanksi pada keputusanku. Ragu pada keberanian yang waktu itu kumenangkan. Aku berpikir,mungkin saat itu aku telah memulai goresan luka untuknya? Tanpa sadar aku bukannya melepaskan perasaanku dengan jujur tapi malah perlahan menyakitinya.

Dan hari ini aku merindukannya.

Dan hari ini aku belum benar-benar tahu, apa aku benar mencintainya?

Tapi aku tidak menyesali 1minggu itu dalam hidupku.